Advertisement

Ampas Tebu Juga Bisa Sebagai Pakan Ternak

 


 

Kiat Sukses Seorang Guru berternak Ayam Petelur

 


 

REPRODUKSI PADA SAPI PERAH

 

ISTILAH-ISTILAH DALAM REPRODUKSI

Beberapa istilah yang digunakan dalam reproduksi sapi perah:

1. Periode kosong ("empty period")

jarak waktu antara saat sapi beranak sampai kebuntingan berikutnya jarak waktu saat melahirkan sampai melahirkan berikutnya saat sel telur dibuahi oleh sperma di dalam rahim menjadi janin sampai waktu melahirkan.

jarak antara birahi pertama dengan birahi berikutnya. Siklus birahi vang normal adalah 18 - 24 hari sekali (rata-rata 21 hari).

saat sapi mulai menunjukkan gejala birahi sampai birahinyaberakhir biasanya berlangsung 18-24 jam (rata-rata 21 jam). 

2. Jarak beranak ("calving interval")

3. Masa kebuntingan ("pregnancy")

4. Siklus birahi ("heat cycle")

5. Waktu birahi ("heat")





FUNGSI INDUNG TELUR

tanda-tanda birahi yang bisa dilihat pada seekor sapi betina yang sedang birahi terjadi karena adanya aktivitas organ kelamin bagian dalam dari sapi tersebut (lihat Gambar 40) Di dalam indung telur (ovarium) terdapat sejumlah kista yang disebut "folikel". Folikel ini berisi cairan, ukurannya bervariasi dari yang sulit dilihat dengan mata telanjang sampai yang ukurannya 2 cm disetiap blikel merupakan tahapan awal dan perkembangan sebuah sel telur (orum) Selama masa sebelum birahi sampai masa birahi, folikel (calon sel telur) berkembang di bawah pengaruh hormon yang disebut "Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang diproduksi oleh kelenjar hipofisa Bila likel tersebut masak, maka pada dinding folikel ini dihasilkan hormon lain yang disebut "Estrogen" yang mana hormon ini berfungsi untuk menunjukkan tanda tanda fisik bahwa sapi tersebut sedang birahi misalnya keluarnya lendit, bengkaknya alat kelamin luar, mau meraiki temannya dan diam bila dinaiko semannya

Kira-kira 12 jam setelah birahi berakhir, sel telur (ovum) vang terdapat pada folikel yang telah masak akan diovulasikan Ovulasi terjadi karena pengaruh hormon "Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa (lihat Gambar (1) Hormon ini juga merangsang terbentuknya corpus luteum Selanjutnya corpus luteum akan menghasilkan hormon Progesteron vang berfungsi untuk menjaga kebuntingan Jika "corpus luteum pada sapi vang serdang bunting dipecahkan/dihilangkan, maka sapi tersebut akan mengalami keguguran Jika kita merusak corpus luteum dari sapi yang ndak bunting, maka hasilnya akan sama sepeni perlakuan dengan menggunakan hormon Prostaglandin dimana pengaruh hormon progesteron menurun dan terjadi siklus birahi rang baru dengan berkembangna folikel lain akibat pengaruh hormon FSH Usaha untuk membenrus siklus birahi sang baru dengan cara memecahkan corpus luteum adalah cara yang tidak dianjurkan karena hal itu akan menimbulkan perdarahan yang tidak diinginkan pada ovarium

Jika sapi tidak diinseminası pada saat vang tepat, maka rahim (uterus) akan menghasilkan hormon prostaglandin sang dapat meni ebabkan corpus luteum mengecil (ysis) dan tidak berfungsi lagi Dengan tidak berfungsinsa corpus luteum berani hormon progesteron tidak dihasilkan lagi dan secara otomatis akan menimbulkan penode birahi vang baru. 3-4 hari setelah "corpus luteum" dipecahkan Kita dapat merangsang terjadinta periode siklus birahi yang baru melalui pemunukan hormon prostaglandin, tetapi cara ini sangat mahal, oleh karena itu sebaiknya penggunaan hormon prostaglandin hanya ditujukan untuk mengobati gangguan teproduksi

Pada beberapa kejadian, bila proses kelahirannya tidak normal, maka dapat terjadi bahwa di dalam ovariumnya terdapat kista (folikel/calon sel telur yang tidak bisa berkembang normal), sehingga siklus birahinya tidak normal, dengan keadaan ini sapi mungkin sama sekali tidak hirahi atau malahan birahi dengan jarak birahı yang pendek (8-10 hari).


AKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUBURAN

kesuburan yang baik sangat penting untuk menjaga agar usaha peternakan sapi perah tetap dalam kondisi ng efisien dan ekonomis Jika sapi melahirkan secara teratur sekali setiap tahun, maka produksi susunya cara keseluruhan akan meningkat, di samping tersedianya peder dalam jumlah yang cukup. sekor sapi dengan tingkat kesuburan yang baik seharusnya bisa beranak sekali dalam setahun, tetapi hal sulit sekah dicapai. Dalam banyak hal kasus kasus kesulitan reprodukksi ternyata disebabkan oleh ktor manajemen (pengelolaan)Pemberian Pakan Yang Benar.

pemberian pakan sangat penting untuk menjamin kesuburan yang baik. Selama masa pertama periode ktasi, sapi yang berproduksi tinggi seringkali memanfaatkan cadangan makanan di dalam tubuhnya ntuk pemenuhan produksi susuma Dalam kondisi seperti ini, sulit sekali mendapatkan angka konsepsi ebuntingan) vang ringgi Oleh karenanya, untuk memperoleh kesuburan yang tinggi, maka sapi harus berada dalam kondisi tubuh yang baik (tidak terlalu kurus juga tidak terlalu gemuk)

Mineral

Faktor lain yang mempengaruhi kesuburan adalah muneral Fosfor adalah mineral vang sangat penting etapi umumnya pakan vang berasal dari hasil samping industri penggilingan (padı, gandum, dll.) ternyata aya akan kandungan fosfor ladi, kekurangan mineral fosfor ini tampaknya jarang terjadi.Tesuburan juga dipengaruhi oleh mineral mineral mikro yang terdapat di dalam pakan. Savangnya andungan mineral mikro vang terdapat di dalam pakan konsentrat umumnya tidak diketahui, sehingga sangat dianjurkan agar semua konsentrat vang diberikan kepada sapi perah hendaknya mengandung campuran mineral vang lengicep termasuk mineral mikro untuk menjamin suplai mineral yang memadai

Vitamin

Suplai vitamin dalam jumlah sang cukup biasama hanya terjadi selama musim hujan, dimana pada saan itu hijauan melimpah. Tetapi parla saat musim kering, mungkin akan terjadi kekurangan vitamin, khususnya ntamin E Vitamin E ini terdapat pada hijauan dan lemak tumbuh-tumbuhan.

b. Pengamatan Reproduksi Yang Sistematis

Masalah-masalan reproduksi pada peternakan sapı perah selama ini lebih banyak disebabkan kurangnya perhatian yang sistematis terhadap sapi vang dipelihara dan bukan disebabkan oleh adanya kelainan-kelainan pada sapi itu sendin Deteksi birahi vang sistematis adalah tugas yang sangat penting di dalam menjag kesuburan sapi perah Deteksi birahi harus dilakukan sedikitnya 4 kali sehari, saat tidak ada aktivitas laia di dalam kandang dan dimana hewan tersebut tidak merasa terganggu Pengamatan birahi pertam seharusnya dilakukan sebelum pemberian pakan dan pemerahan pada pagi hari, sedang pengamata terakhir dilakukan di kandang pada malam hari. Pengamatan yang sistematis ini juga seharusnya dilengkapi dengan sistem pencatatan IB yang baik. Jik lebih dari 2 bulan setelah melahirkan sapi belum juga menunjukkan gejala tarahi, maka sapi tersebu seharusnya diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan reproduksi, misalnya masala "corpus luteum persisten" (adanya indung telur yang tertahan) dan "endometritis" (radang rahim), sehingg cepat dapat dilakukan tindakan pengobatan.


C. Sistem Perkandangan

TANDA-TANDA BIRAHI

Pemeriksaan birahi yang sangat efektif memerlukan pengetahuan yang lengkap tentang tingkah laku sapi yang normal, yang berarti bahwa deteksi birahi harus dilakukan oleh seorang yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan ternaknya. Pencatatan birahi seharusnya sudah dilakukan pada saat sapi dara pertama kali birahi, sebelum sapi dara tersebut dapat dikawinkan untuk pertama kalinya. Pencatatan ini harus terus iilakukan selama sapi tersebut dipelihara. Pencataran sebaiknya mencakup data yang benar tentang kapan tanda-tanda birahi pada puncaknya dan kapan pertama kali mengeluarkan darah. Pencatatan seperti ini akan menjadi dasar dalam meramalkan waktu birahi berikutnya. Ada beberapa sapi yang siklus birahinya tidak kesuburan reproduksi yang terlalu rendah pada suatu peternakan hiasanya sering disebabkan oleh rjadinya kekurangan pakan waktu inseminasi yang tidak tepat (misalnya pada saat sapi birahi seminatornya tidak datang, sehingga sapi tidak dapat dinseminasi), peternak tidak memiliki sistem incatatan yang baik, peternak tidak mampu mengamati sapinya yang birahi Bila hal-hal ti anas menung rjadi, maka yang perlu diperbaiki pada peternakan tersebut adalah sistem manajemen.

ROSES KELAHIRAN 

 kebuntingan pada sapi perah jenis Fraun Holstein" kira-kira adalah 281 hari Jika terjadi kebuntingan embar, maka masa kehuntingannya menjadi lebih pendek, dan bila pedeinya jantan maka masa buntingannya akan menjadi beberapa hari lebih lama tanda-tanda sapi yang telah mendekati masa melahirkan antara lain adalah: vulva membengkak, puting an ambing menjadi tegang karena penuh berisi kolostrum dan ikatan sendi tulang (ligamen) pada angkal ekorma akan mengendiar Biasama 12-24 jam sebelum beranak, sapi menjadi gelisan dan tidak mang Pada tahapan in spi harus dipindahkan ke ruang khusus untuk melahirkan Ruangan untuk elahirkan harus cukup fazi poteranganma cukup dan lantainys kering dan bersih Hal ini bertutaan par pertolongan mudra cilaukom bila diperlukan tapi sebaiknya dibiarkan untuk melahirkan sendiri hantuan hanya diberikan bila sapi menunjukkan inda-tanda kesulitan cium melahirkan kalam memberikan banraan pada proses kelahiran tangan penolong dan alat alat yang digunakan (misal atah dan alı alan las barus diversdikan dan didesinfeksi terlebih dahulu dengan desinfecar misalnya larutan seurasi rendahu roses kelahiran dapat coup dalam beberapa tahapan Tahap pertama adalah saat terbukama leher rahim basama berangrang sekitar jam. Tahap berikutnya adalah saat sapi melahirkan yang mulai dengan keluarnya kantung amnion yang bersi cairan keruban dan biasanya segera dikuti dengan hunculna kaki depan vang telapak kakinya menghadap ke bawah Kedua kakinya harus keluar bersamaar Bila kaki yang keluar sucas 10 15 cm, kepula pedet harus sudah mulai keluar Jika keluarnya kaki pede idak terjadi dalam was 1 2 jam, maka harus dilakukan pemeriksaan apakah posisi pedet dalar teadaan normal

Pada sapi dara bila proses selahirannya beratan normal maka bantuan sang dianjurkan ham lah denga memperlebar jalan lahat regun luat sebab tali pusat (sang saat itu belum terputus, dapat terjepit pac jalan kelahiran vang masih sempit, memebabkan aliran darah dari induk ke pedet berkurang sehingg peder kekurangan oksigen dan menjadi lemah pada saat lahir

Bila pedet yang dilahirkan tidak terlihat bernapas euka kita perlu membantunya agar segera bernapa Setelah dilahirkan, maka lendir di sekitar mulut dan hidung pedet harus segera dibersihican. Bila di dala tenggorokannya terdapat lendir yang sulit dikeluarkan, maka kita dapat menggariturig pedet pada k belakangnya serta menekan rongga dadanya sehingga lendir dapat dikeluarkan Untuk merangsan pernapasan kita dapat menggosok dadama dengan jezaini kering atau menyiram kepalanya dengan seerat air dingin. Air akan merangsang pedet untuk mulai bernapas. Setelah peder mulai bernapas induk  dibiarkan menjilatinya hingga bersih dan kering.


Bila dalam proses kelahiran, pedet berada dalam posisi vang tidak normal, maka kita memperbaiki posisinya dengan mendorong pece: kembali ke dalam rahim dan kemudian bila perlu memutar badannya atau memperbaiki letak kaki kepalanya ke posisi vang normal. Setelah itu kita baru dapat menariknya keluar. Bila dalam proses kelahiran terjadi masalah vang tidak dapat ditanggulangi oleh peternak sendiri, sebaiknyadipanggil Dokter Hewan. Lebih baik kehilangan biaya untuk membayar Dokter Hewan daripada kehilangan pedet.

4-6 jam setelah kelahiran, ari-ari (plasenta) akan terlepas keluar, tetapi hal ini kadang-kadang tidak terjadi. Bila pada hari berikutnya belum juga terlepas maka harus dipanggil Dokter Hewan yang akan mengeluarkan ari-ari tersebut dan memasukkan antibiotik ke dalam rahim. Bila ari-ari tidak dikeluarkan akan terjadi infeksi di dalam rahimnya. Bila pengeluaran ari-ari tidak sempurna, maka sisa ari-ari yang sudah hancur akan dikeluarkan dalam 2-3 minggu dalam bentuk cairan kental kemerahan. Bila terdapat kelahiran kembar, dimana yang satu jantan dan yang lainnya betina, maka yang betina seringkali mandul (tidak bisa beranak). Hal ini terjadi karena hormon jantan dari pedet jantan telah menghambat perkembangan organ-organ kelamin betina, sehingga organ kelamin pedet betina tidak berkembang sempurna.


Proses kelahiran yang sulit juga dapat menyebabkan kerusakan dinding rahim dan mengakibatkan infeksi Bila infeksinya tidak terlalu berat, maka Dokter Hewan akan mengobati dengan memasukkan antibiotik ke dalam uterus. Bila infeksinya berat, maka sapi akan sulit menjadi bunting lagi dan harus diafkir. Bila dalam proses kelahiran terjadi perdarahan yang hebat, maka perdarahan itu harus dihentikan dan secepatnya pertolongan harus dilanjutkan oleh Dokter Hewan untuk mengatasinya.

Bisa pula terjadi bahwa setelah melahirkan rahim menyembul keluar ("prolapsus uteri" = "brovong"/ Jawa). Untuk pertolongan pertama, bungkuslah bagian rahim yang "prolaps" dengan kain basah vang bersih. Mintalah segera pertolongan Dokter Hewan yang akan mengembalikan rahim ke posisi yang normal. Untuk mencegah terjadinya "brovong", setelah melahirkan harus diusahakan agar induk segera dapat berdiri.

Apabila sisa-sisa proses kelahiran yang keluar dari alat kelamin berbau, ada kemungkinan tenadi proses pembusukan di dalam rahim. Mintalah pertolongan Dokter Hewan untuk memeriksa sapi tersebut dan mengobatinya bila perlu.







SUSU DAN PROES PEMERAHAN

 

SUSU DAN BENTUKNYA

Susu adalah cairan yang mengandung lemak, protein, laktose, berbagai jenis garam, asam sitrat dan beberapa vitamin yang dihasilkan dari ambing seekor sapi perah yang sehat. Umumnya berat jenis susu adalah 1.032 dan titik bekunya adalah - 0.531 (+/-0.008)°C. Bila titik beku nyamakin mendekati titik beku air (0° C) berarti susu tersebut makin banyak mengandung air.

Tabel 5. Komposisi air susu sapi perah yang normal

susu van proses remerahan

lemak dan jaringan ikat yang lain jaringan alveolinya lebih banyak. Karena itu tidak ada hubungan antara besarnya ukuran ambing dengan banyaknya produksi susu yang dihasilkan. Di dalam jaringan ambing banyak aliran darah yang berfungsi untuk mensuplai zat-zat makanan untuk pembentukan air susu di dalam sel pemroduksi susu (sel alveoli). Sel pemroduksi susu ini banyak ditemukan pada dinding alveoli. Gambar 31 memperlihatkan susunan ambing.

Di dalam ambing terdapat kurang lebih 500.000 alveoli. Untuk membentuk setetes air susu diperlukan

puluhan ribu alveoli. Zat-zat makanan untuk pembentukan susu dialirkan ke alveoli melalui darah. Untuk memproduksi 15-16

liter susu diperlukan 9 ton darah yang mengalir ke jaringan ambing.

Setiap alveoli dikelilingi oleh jaringan otot. Bila puting dan ambing dirangsang (misalnya: pedet yang menghisap puting induknya, peternak yang membersihkan ambing dan puting pada waktu akan memerah), maka rangsangan ini oleh jaringan syaraf diteruskan ke otak. Selanjutnya "kelenjar pituitary" yang terletak di dasar otak akan mengeluarkan hormon "oxytocin" ke dalam aliran darah. Hormon ini akan menyebabkan berkontraksinya otot ci sekitar alveoli sehingga air susu di dalam alveoli akan terperas keluar dan mengalir ke saluran-saluran susu yang secara bertahap makin besar ukurannya ke arah puting dimana susu dapat diperah.

Segera setelah rangsangan terjadi, oksitoksin dilepaskan ke dalam darah dan dibawa masuk ke dalam ambing. Susu yang diproduksi akan terjadi dalam waktu 15 detik. Otot-otot alveoli akan mengeras dan susu akan ditekan keluar melalui saluran-saluran air susu.

Bila sapi merasa sakit akibat rangsangan yang salah sebelum dan pada waktu diperah, maka pengeluaran air susu akan dihambat oleh hormon yang disebut "adrenalin". Bila cara merangsangnya benar, susu akan dikeluarkan dalam waktu satu menit, tetapi pengeluaran susu

ini hanya berlangsung selama 5 - 10 menit. Bila pemerah tidak cukup trampil memerah dalam waktu yang terbatas tersebut, mungkin hanya 50% dari produksi yang bisa diperah, sehingga secara ekonomis akan merugikan.

Pemerahan biasanya dikerjakan dua kali sehari dengan interval waktu yang sama setiap hari. Bila jarak antara dua pemerahan tidak lebih dari 14 - 15 jam, maka hal ini tidak akan mempengaruhi produksi hariannya. Yang lebih penting dilakukan adalah bahwa pemerahan setiap hari haruslah dengan jadwal.

PEMERAHAN

Persapan yang memadai sebelum melakukan pemerahan dan cara pemerahan yang benar adalah dua hải yang harus dilakukan oleh peternak setiap harinya a aagar didapat produksi yang tinggi dan berkualitas baik yang tentu saja kesemuanya menjanjikan tingginya pembayaran harga susu

Persiapan Pemerahan

jersiapan sebelum memerah juga meliputi kebersihan si pemerah itu sendiri, misalnya peternak haruslah mencuci tangannya terlebih dahulu agar kebersihan dapat terjamin.

Mempersiapkan sapi yang akan diperah tidak saja memastikan apakah ambing dan putingnya telah bersih tetapi juga untuk merangsang sapi agar mengeluarkan susunya Tanpa perangsangan vang benar terlebih dahulu, hanya sebagiari kecil susu saja yang akan dikeluarkan

Memegang ambing dan puting dengan lembut adalah syarat mutlak agar sapi dapat mengeluarkan susunya Untuk membersihkan ambing dapat digunakan kain bersih yang sudah dicelupkan pada larutan hipoklorit g satu sendok makan hipoklonis untuk 5 liter air) Hanya ambing, dan terutama puting, vang perlu dibersihkan, bukan seluruh badan sapi Untuk menghindari tersebarnya penyakit mastitis, sangat dianjurkan agar setiap seekor sapi mempunyai satu kain pembersih Setelah pembersihan ambing dan puting selesai, kain pembersih hendaknya diletakkan di dalam ember terpisah

Pembersihan hendaknya tidak meninggalkan air yang berlebihan pada puting dan ambingnya, karena hal itu dapat mengkontaminasi susu yang ada di dalam ember

Lama pembersihan tidak lebih dan satu menit, karena kalau tidak mekanisme turunnya air susu akan berhenti sebelum pemerahan berjalan tuntas

Pemerahan Awal:

Setelah ambing dan puting bersih, dilakukan pemeriksaan awal pada pemerahan susu pertama dengan mengamati susu tersebut menggumpal atau tidak. Pengamatan ini lebih mudah dilakukan pada cawan (mangkuk) yang alasnya berwarna hitam, Jika susu tersebut menggumpal, maka kemungkinan sapi terserang mastitis dan perlu penanganan secepatnya. Tentu saja, susu tersebut tidak boleh diminum atau disetorkan ke koperasi.

Pemerahan

Gambar 34. Pemerahan awal

Cara pemerahan yang benar sangat penting untuk menghindari kerusakan puting Kecepatan pemerahan sangat berpengaruh pada produksi kelenjar susu. Dan dengan cara yang benar pula seluruh air susu akan dapat dipindahkan sebelum mekanisme turunnya susu berhenti.

Pemerahan yang baik adalah menggunakan semua jari Jari telunjuk dan ibu jari meremas bagian atas puting, sedangkan ketiga jari yang lain memeras hagian tubuh puting Dibandingkan menggunakan cara lama (memerah dengan dua jari sambil menarik puting/"diplirit"), cara ini tidak akan merusak puting

Dengan cara ini pula peternak tidak perlu menggunakan minyak untuk memperlicin pemerahan karena minyak akan menyebabkan air susu menjadi kotor terkontaminasi Pemerahan yang cepat dan tuntas sangat berguna untuk memerah semua susu di dalam ambing dengan kandungan lemak yang tinggi

Gambar 35 Pemerahan

Pencelupan Puting:

Sesaat setelah pemerahan, saluran air susu pada puting terbuka sehingga kuman lebih mudah masuk ke dalam ambing. Jika puting segera direndam dalain larutan biocid, maka masuknya kuman ke dalam puting dapat dicegah, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit mastitis. Gunakan larutan biocid (1 cc biocid + 25 cc air) Larutan biocid tersebut bisa digunakan berulang-ulang selama larutan ini masih bersih.

KEBERSIHAN KANDANG

Kandang sapi sebaiknya terbuka untuk mendapatkan udara yang cukup dan menjaga agar lantai tetap bering. Sebaiknya sinar matahari masuk dari belakang sapi Pada pemerahan pagi hari diperlukan sinar lampu karena tidak mungkin melakukan pemershan yang benar dalam keadaan gelap

Can terbaik untuk menjaga agar sapi/kandang tetap bersih adalah dengan cara selalu membuang kotoran sapi secara teratur Sebaiknya lantai kandang dicuci dengan air kapur agar jumlah kuman tetap rendah Sapi sebaiknya dimandikan bilamana perlu, dan apabila ada tantai yang berlubang segera diperbaiki. Lantai yang berlubang sulit dibersihkan dan mudah melukai sapi Adalah lebih mudah dan murah memperbaiki antai kandang daripada menyembuhkan luka sapi akibat terjatuh karena lantai berlubang yang pada gilirannya dapat menyebabkan turunnya produkti susu Selain itu, kandang yang terpelihara dengan baik akan menciptakan kenyamanan suasana kerja

KEBERSIHAN PERALATAN PERAH

Peralatan perah pada dasarnya hanyalah berupa kaleng susu dan ember Segera setelah melakukan pemerahan, ember harus dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan desinfektan hipoklorit (satu sendok teh hipokion dalam 5 liter au) serta diletakkan pada rak dalam keadaan terbalik agar bisa benar benar kering. Bila susu sudah dikirim ke tempat penampungan, kaleng susu sebaiknya dicuci dengan cara seperti di atas Larutan hipoklonit dapat disimpan sampai pemerahan berikutnya dan digunakan untuk membersihkan ambing

Kain yang digunakan untuk membersihkan ambing sebaiknya dicuci bersih dengan deterjen, dibilas dengan hipoklorit dan dibarican keing untuk pemerahan berikutnya Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa satu kain pembersih harus untuk satu ekor sapi

MASTITIS

Dalam keadaan normal air susu di dalam ambing adalah steril dan tidak mengandung kuman Kuman dapat masuk ke dalam puting melalui saluran puting Biasanya saluran puting ini dalam keadaan tertutup rapat, akan tetapi bila pating terluka atau saluran puting terluka (sesaat setelah pemerahan), kuman akan masuk dan menyebabkan radang pada ambing (mastitis).

Mastitis dapat dibedakan menjadi

Mastitis Akui

Mastitis Sub-klinis

Keterangan gambar:

1. Mastitis Tersembunyi

2. Mastitis Sub-klinis

3. Mastitis akur

tanda-tanda mastitis akut sangat jelas ambing membengkak susu menjadi encer tercampur gumpalan gumpalan, nafsu makan berkurang, sapi menderita demam dan kelihatan sakit. Dalam keadaan pengobatan harus segera dilakukan

ampak pada awa

stam Sand dilakukan pengobatan

ManSubai sedang Duranken veci dobes

Mastins Sutline Ferki pengobatan

Gambar 38 Pewarnaan kerias mamas

Tanda tanda mastımın subklines idak bisa langsung terlihat jelas, tetapi mastitis jenis ini juga mengakibatkan kerusakan ambing dan menyebabkan penurunan produksi susu.

Mastitis subiklinit bisa dideteksi dengan kertas indikator mastins Kertas indikator yang semula berwarna kuning akan berubah menjadi biru kehijauan bila daetesi susu yang berasal dari sapi penderita mastitis rubklinis

Bila kulit puting kering, maka setelah selesai pemerahan bisa dioleskan minyak kelapa atau raselin agar kulit menjadi lunak Tetapi harus diingar bahwa penggunaan minyak goreng atau vaselin pada saat pemerahan, seperti vang selama ini dilakukan oleh peternak, tidak boleh dilakukan karena akan mencemari air susu

Membiarkan pedes menyusu langsung pada induknya juga inembahayakan, karena dapat menularkan mastitis dengan cepat dari satu puting ke puting yang lain atau dari satu sapi ke sapi yang lain. Pedet hanya boleh menyusu induknya sendin pada periode kolostrum

Kapanpun terlihat gejala mastitis, harus segera diobati. Makin cepat diobati akan makin cepat sembuh Bila Dokter Hewan menyarankan untuk meneruskan pengobatan, walaupun sudah kelihatan sembuh, maka pengobatan harus diteruskan untuk mencegah timbulnya infeksi ulang (re-infeksi) Bila pengobatan dihentikan terlalu dini, bakten penyebab mastitis mungkin masih bertahan hidup dan menjadi resisten (kebal) terhutap obat-obatan sehingga pengobatan yang berikutnya menjadi tidak rektif lagi

Mastitis menang merupakan penyakit yang mahal, tidak saja karena mahalnya harga obat dan ongkos Dokter Hewan, tetapi terutama disebabkan oleh berkurangnya produksi susu paling sedikit 10% Jika sapi dengan produksi susu rata-rata menderita mastitis, maka akan dengan mudah menyebabkan kerugian sebesar +/- Rp. 200.000 per laktasi

Hal ini menunjukkan bahwa cara memerah yang baik dan higienis akan meningkatkan pendapatan peternak

Susu Dan Proses Pemerahan

Pengiriman susu dari satu tempat ke tempat yang lain dapat digambarkan sebagai suatu mata rantai yang saling berkait. Bila terjadi problem yang berhubungan dengan kualitas susu, maka kita harus mencari mata rantai mana yang menyebabkan penurunan kualitas tersebut. Sebagai contoh apakah penurunan kualitas terjadi di tingkat peternak atau tempat penampungan susu atau di pabrik. Peternak adalah mata rantai pertama dalam proses pengiriman susu, dan dia harus mencoba untuk

memproduksi susu sebersih mungkin dan mengirimkannya ke pos penampungan secepat mungkin. Di pos penampungan susu kegiatan penampungan susu harus di diatur sedemikian rupa sehingga susu dapat cepat didinginkan.

Pada temperatur sekitar 25° C bakteri di dalam susu akan berbiak setiap 20 - 30 menit, karena itu susu menjadi cepat rusak.

TINGKAT KEBERSIHAN SUSU

Di masa mendatang kebutuhan susu yang lebih higienis harus lebih ditingkatkan.

BAB 6. REPRODUKSI PADA SAPI PERAH

jarak waktu antara saat sapi beranak sampai kebuntingan berikutnya. jarak waktu saat melahirkan sampai melahirkan berikutnya.

saat sel telur dibuahi oleh sperma di dalam rahim menjadi janin sampai waktu melahirkan.

jarak antara birahi pertama dengan birahi berikutnya. Siklus birahi

vang normal adalah 18-24 hari sekali (rata-rata 21 hari). saat sapi mulai menunjukkan gejala birahi sampai birahinya berakhir biasanya berlangsung 18-24 jam (rata-rata 21 jam).

Beberapa istilah yang digunakan dalam reproduksi sapi perab:

1. Periode kosong ("empty period" ):

2. Jarak beranak ("calving interval")

3. Masa kebuntingan ("pregnancy");

4. Siklus birahi ("heat cycle")

5. Waktu birahi ("heat")

FUNGSI INDUNG TELUR

Tanda-tanda birahi yang bisa dilihat pada serkur sapi betina yang sedang birahi terjadi karena adanya aktivitas organ kelamin bagian dalam dari sapi tersebut (lihat Gambar 40)

Di dalam indung telur (ovarium) terdapat sejumlah kista yang disebur "folikel" Folikel ini berisi cairan, ukurannya bervariasi dari yang sulit dilihat dengan mata telanjang sampai yang ukurannya 2 cm. Setiap folikel merupakan tahapan awal dari perkembangan sebuah sel telur (ovum) Selama masa sebelum berahi sampai masa birals, folikel (calon sel telur) berkembang di bawah pengaruh hormon yang disebut "Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang diproduksi oleh kelenjar hipofisa. Bila folikel tersebut masak, maka pada dinding folikel ini dihasilkan hormon lain yang disebut "Estrogen" yang mana hormon ini berfungsi untuk menunjukkan tanda tanda fisik bahwa sapi tersebut sedang birahi, misalnya keluarnya lendi, bengkaknya alai kelamin luar, mau menaiki temannya dan diam bila dinaiki temannya

Kira-kara 12 jam setelah birahi berakhir, sel telur (ovum) yang terdapat pada folikel yang telah masak akan drovulasikan. Ovulasi terjadi karena pengaruh hormon "Luteinizing Hormone" (LH) vang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa lihat Gambar 41) Hormon ini juga merangsang terbentuknya "corpus luteum" Selanjutnya "corpus luteum akan menghasilkan hormon Progesteron" yang berfungsi untuk menjaga kebuntingan Jika "corpus luteum pada sapi vang sedang bunting dipecahkan dihilangkan, maka sapi tersebut akan mengalami keguguran Jika kita merusak corpus luteum" dari sapi yang tidak bunting, maka hasilnya akan sama sepeni perlakuan dengan menggunakan hormon Prostaglandin dimana pengaruh hormon progesteron menurun dan terjadi siklus birahi sang baru dengan berkembangnya folikel lain akihat pengaruh hormon FSH. Usaha untuk membentuk siklus birahi vang baru dengan memecahkan "corpus pus luteum cara adalah cara vang tidak dianjurkan karena hal itu akan menimbulkan perdarahan yang tidak diinginkan pada ovarium Jika sapi tidak diinseminasi pada saat yang tepat, maka rahim (uterus) akan menghasilkan hormon prostaglandin vang dapat menyebabkan "corpus luteum" mengecil (lysis) dan tidak berfungsi lagi. Dengan tidak berfungsima corpus luteum beram hormon progesteron tidak dihasilkan lagi dan secara otomatis akan menimbulkan periode birahi yang baru, 3-4 hari setelah "corpus luteum" dipecahkan Kita dapat merangsang terjadinya periode siklus birahi yang baru melalui penyuntikan hormon prostaglandin, terapi cara ini sangat mahal, oleh karena itu sebaiknya penggunaan hormon prostaglandin hanya ditujukan untuk mengobati gangguan reproduksi

Pada beberapa kejadian, bila proses kelahirannya tidak normal, maka dapat terjadi bahwa di dalam ovariumnya terdapat kista (folikel/calon sel telur yang tidak bisa berkembang normal), sehingga siklus birahinya tidak normal, dengan keadaan ini sapi mungkin sama sekali tidak birahi atau malahan birahi dengan jarak birahı yang pendek (8-10 hari)

AKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUBURAN

Mesuburan yang baik sangat penting untuk menjaga agar usaha peternakan sapi perah tetap dalam kondial gefeien dan ekonomis Jika sapi melahirkan secara teratur sekali setiap tahun, maka produksi susunya ecara keseluruhan akan meningkan, di samping tersedanya peder dalam jumlah yang cukup eckor sapi dengan tingkat kesuburan yang baik seharusnya bisa beranak sekali dalam setahun, tetapi hal sula sekali dicapai. Dalam banyak hal kasus kasus kesulitan reprodukksi ternyata disebabkan oleh or manajemen (pengelolaani)

Pemberian Pakan Yang Benar

emberian pakan sangat penting untuk menjamin kesuburan yang baik Selama masa pertama periode aktasi, sapi yang berproduksi tinggi seringkali memanfaatkan cadangan makanan di dalam tubuhnya tuk pemenuhan produksi susutis Dalam kondisi seperti ini, sulit sekali mendapatkan angka konsepsi Jebuntingan) vang tinga Olleh karenanya, untuk memperoleh kesuburan yang tinggi, maka sapi harus berada dalam kondisi tubuh yang baik (udak terlalu kurus juga tidak terlalu gemuk)

Mineral

Faktor lain yang mempengaruhi kesuburan adalah mineral Fosfor adalah mineral yang sangat penting etapi umumnya pakan yang berasal dan hasil samping industri penggilingan (padi, gandum, dll) ternyata asa akan kandungan fosfor Jadi lekurangan mineral fosfor ini tampaknya jarang terjadi Kesuburan juga dipengaruhi oleh mineral mineral mikro yang terdapat di dalam paikan Savangnya andungan mineral mikro vang tentapai di dalam pakan konsentrat umumnya tidak diketahui, sehingga ungat dianjurkan agar semaz sonsentras vang diberikan kepada sapi perah hendaknya mengandung campuran mineral sang lengkap termasuk mineral mikro untuk menjamin suplai mineral yang memadai.

Vitamin

Suplai vitamin dalam jumlah vang cukup binanta hanya terjadi selama musim hujan, dimana pada saat su hijauan melimpah. Tetapi pada saat musim kering, mungkin akan terjadi kekurangan vitamin, khususnya ntamin E Vitamin E ini terdapat pada hijauan dan lemak tumbuh-tumbuhan

Pengamatan Reproduksi Yang Sistematis

Masalah masalah reproduksi pada peternakan sapi perah selama ini lebih banyak disebabkan kurangnya perhatian yang sistematis terhadap sapi vang dipelihara dan bukan disebabkan oleh adanya kelainan-kelainan pada sapi itu sendin. Deteksi birahi yang sistematis adalah rugas yang sangat penting di dalam menjaga esuburan sapi perah. Deteksi birahi harus dilakukan sedikitnya 4 kali sehari, saat tidak ada aktivitas lain di dalam kandang dan dimana hewan tersebut tidak merasa terganggu. Pengamatan birahi pertama seharusnya dilakukan sebelum pemberian pakan dan pemerahan pada pagi hari, sedang pengamatan erakhir dilakukan di kandang pada malam hari Pengamatan yang sistematis ini juga seharusnya dilengkapi dengan sistem pencatatan IB yang baik. Jika lebih dari 2 bulan setelah melahirkan sapi belum juga menunjukican gejala barahi, maika sapi tersebut seharusnya diperiksa untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan reproduksi, misalnya masalah "corpus luteum persisten" (adanya indung telur yang tertahan) dan "endometritis" (radang rahim), sehingga cepa dapat dilakukan tindakan pengobatan

Perseriksaan kebuntingan pada setiap induk sapi sebaiknya dilakukan 2 bulan setelah inseminasi terakhit femeriksaan kebuntingan dilakukan dengan cara memasukkan lengan ke dalam anus (rectum") sapi dan meraha adanya cairan keruban (cairan amnion") di dalam uterus tanpa menimbulkan bahaya bagi janinnya jang dapat menyebabkan keguguran

Gambar Ameriksaan kebuntingan pada sapi

C. Sistem Perkandangan

Disain kandang harus dibuai sedemikian rupa sehingga deteksi birahi mudah dilakukan Kandang harus mendapatkan cukup cahaya dan harus ada cukup ruang di belakang sapi agar peternzik dapat melakukan pemenksaan birali dengan mudah Kandang harus diberi penerangan sehingga pengamatan pada malam han lebih mudah dilakukan

TANDA TANDA BIRAHI

Pemeriksaan birahi yang sangat efektif memerlukan pengetahuan yang lengkap tentang tingkah laku sapi yang normal, yang berarti bahwa deteksi birahi harus dilakukan oleh seorang yang mempunyai hubungan sangat dekat dengan ternaknya Pencatatan birahi seharusnya sudah dilakukan pada saat sapi dara pertama kalı birahi, sebelum sapi dara tersebut dapat dikawinkan untuk pertama kalinya. Pencatatan ini harus terus lakukan selama sapi terselan dipelihire. Pencatatan sebaiknya mencakup data yang berar tentang kapan tanda-tanda birahi pada puncaknya dan kapan pertama kali mengeluarkan darah. Pencatatan seperti ini akan menjadi dasar dalam meramalkan waktu birahi berikutnya Ada beberapa sapi yang siklus birahinya tidak sama dengan sapi pada umumnya, yaitu 21 hari Sering terjadi bahwa seekor sapi dalam keadaan birahi tetapi sulit dideteksi

Reproduksi Pada Saph

ada-tanda birahi yang baik

Adanyalandu jernih yang dapat direntangkan seperti tali jernih yang tipis. Pada pagi hari sering dijumpai genangan lendir di lantai di belakang sapt Oleh karenanya sangat penting kita melakukan pemeriksaan birahi di pagi han sebelum lantai kandang kita bersihkan untuk persiapan pemerahan wha sedikit membengkak dan selaput lendirnya kemerahan

Produksi satu berkurang Sapi menjadi gelisah dan berteriak teriak (bengali/Jawa)

Bila sapi tidak diikat, tanda yang sangat jelas adalah terjadinya refleks berdin, dimarta sapi vang birahi akan diam bila dinaiki temannya

Bila pangkal ekornya ditekan, maka ekornya akan sedikit diangkat

ata terjadi pengeluaran darah dari alat kelaminnya, hal ini menunjukkan bahwa sapi tersebut sehari sebelumnya (24-30 jam sebelumnya) menang dalam keadaan birahi Jadi, pengeluaran darah merupakan inda bahwa masa birahi sudah terlewat dan inseminasi sudah terlambat, tetapi hal ini dapat dijadikan jatokan yang paling baik untuk memperkirakan birahi dan waktu inseminasi berikutnya

salaupun inseminasi telah dilakukan tepan pada waktunya, rata-rata 30 % embrio akan mati Sebagian besar kematian embrio ini terjadi pada masa amal kebuntingan dan embrio yang mati pada 15 hari pernama sesudah insemiriasi tidak akan terdrieksi dan sapi akan kembali ke siklus birahi yang normal. Bila ematian dini embras terjati sesudah 15 han maka siklus hirahinya diperpanjang (lebih dari 24 hai). Dalam keadaan normal ahornus sesudah 6-8 minggu kebuntingan jarang terjadi (kurang dari 5%)

Program inseminasi dianggap sukses bila jumlah inseminasi untuk setiap kebuntingan yang terjadi kurang dari 2 (maksimal 2 kali inseminasi untuk setiap kebuntingan)

PENGELOLAAN REPRODUKSI

Setelah melahirkan, sapi harus diinseminasi sedini mungkin Birahi pertama setelah melahirkan terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan Pada saat ini inseminasi belum boleh dilakukan karena alat-alat eproduksi sapi belum pulin ke keadaan normal dan belum siap untuk menerima kebuntingan kembali Inseminasi dapat dilaksanı can pada nisetunasi ke dua setelah melahirkan hila lendir birahi yang dihasilkan sadah bersih Sesudah melahirkan, sapi vang menunjukkan gejala birahi yang jelas pada saat birahi pertama hanyalah 20%, sedangkan vang gejala birahirnya jelas pada birahi kedua hanyalah 40% Sebagian besar sapi, gejala birahi pertama dan ke duasa tidak jelas Jarak antara hirahi pertama dan kedua lebih pendek dari jarak birahi yang normal (15-1 hari)

Anggapan yang mengatakan bahwa kebuntingan akan mengurangi produksi susu adalah tidak benar sama sekali. Bila seekor sapi tidak menjadi bunting lagi dalam 85 hari setelah melahirkan, maka target reproduksi entuk menghasilkan satu pedet per tahun mengalami kegagalan

Senngkali terjadi bahwa sapi yang bunting 3-6 minggu mengeluarkan lendir dari alat kelaminnya, tetapi lendir ini agak sukar dibedakan dengan lendir birahi. Dalam hal ini peternak harus berhati-hati untuk tidak melakukan inseminasi pada sapi yang bunting muda tersebut, karena dapat mengakibatkan keguguran (aborsi).

Reproduksi Pada Sapi Prak

Angkat kesuburan reprodukit yang terlalu rendah pada suatu peternakan hiasanya sering disebabkan oleh erjadinya kekurangan pakan waktu inseminat yang tidak tepat (misalnya pada saat sapi birahi asemanatoriya tidak datang, sehingga sapi tidak dapat dimseminasi), peternak tidak memiliki sistem encatatan yang baik, peternali tidak mampla menganiai sapinya yang birahi. Bila hal hal di atas memang erjadi, maka vang perlu diperbaiki pada peternakan tersebut adalah sistem manajemennya

PROSES KELAHIRAN

ama kebuntingan pada sapi perah jenis Frulan Holstein" kira-kira adalah 281 han jika terjadi kebuitingan embar, maka masa kebuntingannya menjadi lebih pendek, dan bila pedetnya jantan maka masa chuntingannya akan menjadi beberapa hari lebih lama

Tanda-tanda sapi yang relah mendekati masa meluluskan antara lain adalah: vulva membengkak, pusing an ambing menjadi tegang karena penuh bensi kolostrum dan ikatan sendi tulang (ligamen) pada pangkal ekurma akan mengendur Biasama 12-24 jam sebelum beranak sapi menjadi gelisah dan tidak enang Pada talupon miss harus dipindahkan ke ruang khusus untuk melahiicon Ruangan untuk clahirkan harus cukup lass penerangrama cukup dan lantainya kering dan bersih. Hal ini bertunaas pertolongan mudeh Csukan bili diperlukan Sapi sebaiknya dibarikan untuk melahirkan sendiun bantuan hanya diberikan bila sapi menunjukkan anda tanda kesulitan caları melahirkan

Dalam memberikan banmaan pada proses kelahiran tangan penolong dan alat-alat yang digunakan (misal

atali dan ala-alan tai harus diversihkan dan didesinfeksi terlebih dahulu dengan desinfestan misalma aruran vocansentrasi tencalo Proses kelahiran dapan rugi dalam bebezaju tahapan Tahap pertama adalah saat teroukanya leher rahim

cervix), biasanya benang sekitar jam Tahap berikutnya adalah saat sapi melahirkan vang dimulai dengan keluua kamung amnion yang berisi cairan ketuban dan biasanya segera cikuti dengan munculnya kaki depan vang telapak kakinya menghadap ke bawah. Kedua kakinya harus keluar bersamaan Bila kaki yang keluar suća 10 15 cm kepala peder harus sudah mulai keluar Jika keluarnya kaki pedet tidak terjadi dalam wasi 1-2 pam, maka harus dilakukan pemeriksaan apakah posisi pedet dalam keadaan normal.

Pada sapi dara bila proses selahiranma bertahan nornul, maka bantuan vang dianjurkan hansalah dengan memperlebar alım lahu itugun luar, sebab tali pusat (yang saat itu belum terputus, dapat terjepit pada jalan kelahiran vang masih sempit, menyebabkan aliran darah dari induk ke pedet berkurang sehingga pedet kekurangan oksigen dan menjadi lemah pada saat lahir Bila peder yang dilahirkan tidak terlihat bernapas maka kita perlu membantunya agar segera bernapas Setelah dilahirkan, maka lendir di sekitar mulut dan hidung pedet harus segera dibersihkan. Bila di dalam tenggorokannya terdapat lendir yang sulit dikeluarkan, maka kita dapat menggantung pedet pada kaki belakangnya serta menekan rongga dadanya sehingga lendir dapat dikeluarkan. Untuk merangsang pernapasan kita dapat menggosok dadanya dengan jeraani kering atau menyiram kepalanya dengan seeraber air clingin Air akan merangsang pedet untuk mulai hernapas. Setelah pedet mulai bernapas, induk sapi dibiarkan menjilatinya hingga bersih dan kering.

Bila dalam proses kelahiran pedet berada dalam posisi sang tidak normal, maka kita memperbaiki posisinya dengan mendorong pecei kembali ke dalam rahim dan kemudian bila perlu memutar badannya atau memperbaiki letak kaki kepalanya ke posisi yang normal. Setelah itu kita baru dapat menariknya keluar Bila dalam proses kelahiran terjadi masalah vang tidak dapat ditanggulangi oleh peternak sendiri, sebaiknya dipanggil Dokter Hewan Lebih baik kehilangan biaya untuk membayar Dokter Hewan daripada kehilangan pedet.

4-6 jam setelah kelahiran, anan (plasenta) akan terlepas keluar, tetapi hal ini kadang-kadang tidak terjadi. Bila pada hari berikutnya belum juga terlepas maka harus dipanggil Dokter Hewan yang akan mengeluarkan ari-ari tersebut dan memasukkan antibiotik ke dalam rahim. Bila ari-ari tidak dikeluarkan akan terjadi infeksi di dalam rahimnya Bila pengeluaran ari-ari tidak sempurna, maka sisa ari-ari yang sudah hancur akan dikeluarkan dalam 2-3 minggu dalam bentuk cairan kental kemerahan.

Bila terdapat kelahiran kembar, dimana sang satu jantan dan yang lainnya betina, maka yang betina seringkali mandul (ticiak bisa beranak). Hal ini terjadi karena hormon jantan dari pedet intan telah menghambat perkembangan organ-organ kelamin betina, sehingga organ kelamin pedet betina tidak berkembang sempurna


Limbah Cangkang Bekicot Sebagai Bahan Pakan Alternatif

 


 


BERITA PELATIHAN PAKAN

JASA PENGUJIAN

Informasi Harga Jasa Pengujian Tahun 2023

*Protein Kasar 80K

*Kadar Air 25K

*Kadar Abu 25K

*Serat Kasar 100K

*Lemak Kasar 100K

Lab Pakan Ternak Kab Blitar